Rumah Adat Nusa Tenggara Timur “Musalaki”

Rumah Adat Musalaki merupakan nama rumah adat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Jika dilihat dari tampilannya, Rumah Adat Musalaki terlihat sangat tradisional.

Hal ini dikarenakan atap Rumah Adat Musalaki terbuat dari kumpulan ilalang, di mana biasanya rumah adat tersebut memiliki atap yang menjulang tinggi ke atas.

Walaupun berkesan klasik dan kuno, namun Rumah Adat Musalaki hanya dapat digunakan oleh petinggi di suatu daerah tersebut seperti ketua adat maupun para petinggi yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan di daerah tersebut.

Tak heran jika rumah adat ini sangat jarang ditemui dan hanya tersisa beberapa saja di Nusa Tenggara Timur.

Dulohupa (Gorontalo)

Bukan merupakan rumah tinggal, melainkan tempat musyawarah adat, dulohupa adalah rumah adat asal Gorontalo. Ciri khas rumah ini adalah atap berbentuk pelana yang bertumpuk dua.

Banua Tada (Sulawesi Tenggara)

Rumah ini terbuat dari kayu, tetapi tidak memakai kayu sama sekali. Dulunya, yakni zaman Kerajaan Buton, rumah banua tada dibagi menjadi tiga jenis, yakni kamali, tare pata pale, dan tare talur pale.

Di Bali, rumah adatnya tidak punya nama khusus. Rumah ini berbentuk kompleks yang dikelilingi tembok.

Rumah Adat Kalimantan Tengah “Betang”

Rumah Betang merupakan rumah adat bagi masyarakat Kalimantan Tengah di mana rumah adat ini mempunyai desain yang hampir menyerupai Rumah Panjang yang berasal dari Kalimantan Barat.

Perbedaan yang paling mencolok dari keduanya adalah Rumah Betang memiliki ukuran dan bentuk yang lebih besar dari Rumah Panjang dengan ukuran tanah yang lebih luas.

Rumah Betang dibangun pada tanah yang memiliki ukuran luas dengan panjang 150 meter x lebar 30 meter tinggi 3-5 meter sehingga jika dilakukan penghitungan, rumah adat ini mampu menampung setidaknya 150 jiwa.

Hal ini membuat Rumah Betang menjadi rumah adat terbesar kedua di Indonesia.

Rumah Adat Papua Barat “Mod Aki Aksa”

Rumah Mod Aki Aksa merupakan rumah adat yang berasal dari Provinsi Papua Barat yang sering disebut dengan rumah kaki seribu.

Hal ini dikarenakan pada bagian bawah rumah adat ini terdapat banyak penyangga.

Pada dasarnya Rumah Adat Mod Aki Aksa dan Rumah Honai memiliki bentuk yang hampir sama namun Rumah Mod Aki Aksa berbentuk rumah adat panggung.

Bahan alam yang dibutuhkan untuk membuat rumah adat Mod Aki Aksa antara lain : ilalang, pelepah sagu, tali dari kulit pohon dan kayu.

Emawa (Papua Tengah)

Menurut jurnal bertajuk 'Emawa dan Owaada Suku Mee - Spirit Memanggil Kembali Sebuah Refleksi Teologis tentang Koinonia' oleh Reinardus Bhadar Agastya Rynanta dkk, suku Mee mendiami wilayah pegunungan tengah Papua bagian barat. Nah, rumah adat suku Mee adalah emawa.

Musalaki (Nusa Tenggara Timur)

Salah satu rumah adat paling terkenal di Nusa Tenggara Timur adalah musalaki. Rumah ini menjadi tempat tinggal ketua adat dan biasa dipakai untuk kegiatan adat.

Rumah baileo bukanlah tempat tinggal, melainkan wadah musyawarah warga, upacara adat, maupun kegiatan keagamaan. Rumah ini berbentuk panggung dan terbuka.

Panjang (Kalimantan Barat)

Di Kalimantan Barat, rumah panjang dihuni oleh beberapa keluarga besar. Saking besarnya, ukuran rumah ini bisa mencapai 6 x 150 meter. Tidak main-main, rumah panjang juga punya terletak jauh di atas tanah, yakni setinggi 3-5 meter.

Rumah Adat di Pulau Jawa

Rumah Adat Sumatera Barat “Gadang”

Rumah Adat gadang atau rumah godang adalah rumah adat Minangkabau yang hingga kini masih banyak ditemui di Provinsi Sumatra Barat.

Teringat bahwa kebudayaan melayu yang menyebar di sekitar Semenanjung Melaya.

Seperti ini juga dapat kita temui hingga di beberapa Daerah di Malaysia, jadi seandainya anda melihat rumah gadang yang berada di negara tetangga, jangan anggap mereka telah mencuri kebudayaan kita, karena kebudayaan malaya telah menyebar di sekitar Semenanjung Malaya.